Banyak negara kini berlomba-lomba untuk menciptakan bahan bakar kendaraan yang ramah bagi lingkungan. Pasalnya, dampak pembakaran bahan bahan bakar terhadap lingkungan memang sangat mengerikan, sehingga sebisa mungkin harus diminimalisir.
Bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan kendaraan, baik mobil, motor hingga kendaraan berat seperti truk, merupakan salah satu faktor utama penyumbang polusi udara. Gas buang keluar dari knalpot dan mencemari udara antara lain nitrogen oksida, karbon monoksida, hingga hidrokarbon.
Gas buang kendaraan juga menyumbangkan partikel (particulate matter alias PM) beracun yang paling memengaruhi kesehatan manusia. PM adalah campuran material padat dan cair yang tercipta akibat pembakaran bahan bakar, termasuk akibat kemacetan lalu lintas.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa gas buang ini menyumbang lebih dari separuh zat beracun di udara. Gas beracun ini mengakibatkan munculnya asap yang mencemari langit hingga melubangi ozon, sehingga akhirnya memicu pemanasan global.
Gas buang dari knalpot kendaraan bukan hanya akan mengotori lingkungan, tapi juga udara yang Anda hirup. Kondisi ini membuat dampak pembakaran bahan bakar yang cukup mengerikan bagi kesehatan, mulai dari mengakibatkan gangguan pernapasan hingga kematian.
Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) mencatat sedikitnya 7 juta orang meninggal setiap tahun akibat paparan polusi udara. Selain itu, polusi udara akibat gas buang kendaraan bermotor juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia.
Gangguan kesehatan dan pencemaran yang diakibatkan oleh gas hasil pembakaran senyawa Hidrokarbon antara lain berupa:
Polutan gas CO2 yang melebihi batas mengakibatkan gangguan pernapasan dan meningkatnya suhu bumi yang disebut efek rumah kaca.
Gas CO mempunyai ambang batas diudara 32 ppn, dalam darah bereaksi dengan hemoglobin membentuk COHb yang bersifat racun, menyebabkan kematian.
Partikulat berupa karbon (C) dan timbal (Pb) dapat menimbulkan iritasi pada kulit, mata perih, gangguan saluran pernafasan dan merusak ginjal.
Gas sulfur dioksida (SO2) menimbulkan iritasi dan hujan asam yang bersifat korosif, oksida NOx menghasilkan asap kabut (smog).
Semakin padat penduduk yang mendiami sebuah wilayah, semakin tinggi kemungkinan Anda merasakan dampak pembakaran bahan bakar di atas.
Dalam penelitian yang dilakukan di kota terpadat di dunia, Mexico City, polusi udara ini bahkan bisa memengaruhi memori serta tingkat intelegensi (IQ) jangka pendek, hingga mengubah metabolisme pada otak seperti halnya mengidap penyakit Alzheimer.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dipublikasikan pada situs Kementerian Kesehatan RI. Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa anak yang belajar dengan situasi udara bersih bebas polusi cenderung memiliki prestasi yang lebih baik ketimbang anak yang terpapar pencemaran udara ketika belajar.
Selain itu, ternyata angka tindak kejahatan di suatu wilayah, dipengaruhi oleh polusi udara. Namun, klaim ini masih perlu dibuktikan lewat penelitian yang lebih mendalam.